Dia tak
berdosa bahkan belum mengenal kehidupan yang bisa saja indah,
Sepertinya
siapapun cukup paham dengan bahasa diam itu,
Tak ada
sesuatu pun pengharapan dalam tatapannya yang begitu hampa,
Padahal
di sana, seorang lelaki tua mengepalkan tangan di dahinya,
Tersimpuh
di hadapan deretan bungkus hijau berlafalakan JALALAH,
Badannya
lunglai dalam air mata yang tak lagi bisa mengalir,
Tatap
matanya begitu menyayat setiap hati yang memahami,
Allah
Kariim...di hadapan lelaki itu adalah 17keluarganya yang syuhada,
Surga Mu
ada dalam kepedihan mata lelaki itu,
Sedang
di jalan sana, perempuan separuh baya meronta di kerumunan para mujahid yang
begitu kuat imannya,
"Hasbii
Allah....Hasbii Allah...Hasbii Allah..."
Dengan
bibir basah yang terus mengikat imannya semakin kuat ia coba tegarkan diri,
tegapkan raga untuk terus maju dalam jihad yang keji,
Allah
Allah Allah,
Dalam
Qur'an Mu Kau abadikan Palestin sebagai tanah suci Mu,
Dan saat
ini,
Di
trngah sahara surga bulan ini Kau nampakkan perjuangan surgawi,
Bagiku
seram dan kemudian aku geram,
Tapi
kini ku yakin kemuliaan dengan Sayang Mu kan Kau balutkan pada jiwa mereka,
Hujamkan
ampunan dalam perjuangan yang saat ini harus mereka lakukan Ya Robb,
Karna
ku hanya mampu memohonkan itu pada Mu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar