Tanpa kepayahan aku adalah penikmat sejati
kehidupan ini,
Tanpa harus berkelaskan VIP atau bahkan VVIP
semua bisa ku rekam dengan sempurna melalui
kamera retina mataku,
Seorang penonton panggung berdimensi
sempurna,
Tiada batas ruang dan waktu,
Diriku adalah penikmat kaun Mu,
Sandiwara yang Kau tampakkan begitu
sempurna,Di hadapan Mu diriku bukanlah sesuatu yang
berarti,
Sungguh sempurna kehidupan ini,
Bagaimana mungkin aku masih bisa
memungkiri ke Agungan Mu di saat dengan
sempurnanya aku bisa saksikan bagaimana
siang yang terang menjelma menjadi malam
yang memekat,
mendustakan kesempurnaan Mu di saat
dengan jelas aku menyaksikan bagaimana
seorang bayi yang tak punya daya tumbuh
menjadi sempurna,
menafikan Kasih Sayang Mu di saat dengan
ringannya aku terus hirup udara jernih Mu
melalui setiap helaan nafas lembut yang Kau
anugerahkan pada ku,
Keajaiban-keajaiban yang Kau sajikan
menjadikanku seperti semakin kerdil,
Tak kan habis kuasa Mu hanya dengan tinta
yang seukuran samudra hindia di bumi Mu ini,
Karna Kau Bahkan pencipta samudra yang
luasnya tak mampu ku ukur dengan kedua
tanganku,
Allahu Akbar,
Engkau lah yang Maha Akbar.
Selasa, 27 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pesona Mu
(“makanya, kok enak banget hidupmu”) Sebuah kata yang kala itu memercikkan ketegunan dalam fikiran sadarku, Saat dimana ku terlalu mel...
-
Ada hal yang begitu sesak tak mampu ku ungkap Ada ganjalan hati yang terlalu beku untuk ku urai Ada genangan dalam cawan menyedihkan yang ta...
-
Awan yang rinai menghela rindu panjang tengadah di tengah terik awan, Rupa rupa bintang mengintip cinta di hati sang pujaan, Terus ber...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar