Proses menerima
dengan ikhlas itu Panjang. Menjalani tanpa menghiraukan beban itu rasanya
mustahil. Tetapi Ketika tekat mulai kuat maka akan ada jalan menuju terang.
Akhirnya aku
melalui hari-hari dengan keadaan seakan semua baik-baik saja. Aku bahkan hampir
selalu lupa bahwa aku menanggung beban itu. Karena selama menjadi seorang istri
pun rasa-rasanya semua ku tanggung sendiri. Dalam arti yang malas aku
menjelaskan karna tidak akan pernah habis.
Dalam prosesnya
aku hampir tidak pernah menyalahkan siapa pun dan hampir tidak pernah membenci
siapapun. Aku telah memaafkan semuanya sejak awal tetapi aku punya marah dan
hal ini aku memilih untuk menikmatinya sendiri. Anehnya, satu kalipun aku tidak
pernah merasa kehilangan dia, sebaliknya aku benar-benar telah mengikhlaskan
sepenuhnya. Satu-satunya penolakanku adalah “kenapa aku menerima takdir berupa
perceraian”. Hal yang membuat aku selalu menangis meronta setiap kali mencerna
takdir ini. Pikiran selalu berkecamuk saat sendiri, menangisi buah hati dengan
sangat sesak membawa rasa bersalah yang teramat besar.
“Maafkan
ibuk yang tidak bisa menjadi ibu sempurna bagimu, maafkan ibuk yang tidak bisa
memberimu lingkungan keluarga yang nyaman bagimu, maafkan ibuk yang telah
menyerah sama keadaan ini. Tetapi ibuk akan berjuang untuk memastikan kehidupanmu
baik-baik saja, pendidikanmu mencukupi, dan kasih sayang untukmu tidak akan
habis selamanya”. Kemudian aku selalu memastikan bahwa aku terus berjalan tegap
dengan meyakini bahwa rejeki dan masa depan akan Allah mudahkan.
Hal lain
yang menyakitkan adalah bahwa ternyata aku merepotkan banyak orang terutama
keluarga, yang sementara waktu harus memikirkan tanggungan ekonomi yang tidak
tercukupi hanya dengan gaji bulananku saat itu sebagai seorang guru. Kesakitan hati
soal ini adalah sisi lain dari perceraianku. Meskipun semua membantu dengan
sepenuh hati tetapi percayalah bahwa merepotkan orang lain itu sangat-sangat membebani.
Semua ini
sudah berlalu, aku tidak ingin mengingatnya tetapi aku juga tidak ingin
menghapusnya. Akan aku biarkan kisah ini ada agar aku selalu ingat bahwa hidup
selamanya adalah pembelajaran yang dengannya kita harus menjadi insan yang lebih
baik.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar