Minggu, 10 April 2022

Ranum kemudian poranda

 Cinta itu ranum namun sendiri,

Sedang seekor merpati di sana terbang dengan sehelai kasih,

Kemudian cinta memucat, pucat pasi,

Diam dan terus menyaksikan pancaroba cinta kasih di sekelilingnya,

Seperti ada yang aneh,

 

Aku melihat kernyut dahinya merapat seperti terheran,

 

Kasih itu kenapa begitu bebas, riang bersama merpati yang membawanya,

 

Cintanya menjadi kering hingga ia buta pada keriangan itu,

Hiruk pikuk itu baginya hampa,

 

Ku matikanlah film palsu malam itu dan ku kembali mengayam hidupku menjadi sangkar pribadi

Waaah betapa indah hidup ini,

Lengkung semestaku begitu sempurna dan terus menjadi sempurna,

 

Ciit ciit suara itu melarikanku dari semesta ciptaanku,

Cinta yang ranum melambai kasih seolah merangkul dan abadi,

Kini semesta dan cinta menjadi lebih sempurna,

Dan merpati itu pun serta menganyam kehidupan bersama cinta dan semesta,

 

tiba-tiba Aku terkaget pada isak tangis yang mengenaskan,

Dengan jantung berdegup ku menyaksikan kehancuran semesta yang poranda,

 

Ufffft lebih baik tidur saja daripada menyaksikan film amatir ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laki-laki baik

Mungkin catatan ini oleh sebagian orang akan dianggap tidak baik. Namun aku merasa perlu menuliskan untuk menjadi pengetahuan bahwa TRAUMA i...