Cinta itu ranum namun sendiri,
Sedang
seekor merpati di sana terbang dengan sehelai kasih,
Kemudian
cinta memucat, pucat pasi,
Diam
dan terus menyaksikan pancaroba cinta kasih di sekelilingnya,
Seperti
ada yang aneh,
Aku
melihat kernyut dahinya merapat seperti terheran,
Kasih
itu kenapa begitu bebas, riang bersama merpati yang membawanya,
Cintanya
menjadi kering hingga ia buta pada keriangan itu,
Hiruk
pikuk itu baginya hampa,
Ku
matikanlah film palsu malam itu dan ku kembali mengayam hidupku menjadi sangkar
pribadi
Waaah
betapa indah hidup ini,
Lengkung
semestaku begitu sempurna dan terus menjadi sempurna,
Ciit
ciit suara itu melarikanku dari semesta ciptaanku,
Cinta
yang ranum melambai kasih seolah merangkul dan abadi,
Kini
semesta dan cinta menjadi lebih sempurna,
Dan
merpati itu pun serta menganyam kehidupan bersama cinta dan semesta,
tiba-tiba
Aku terkaget pada isak tangis yang mengenaskan,
Dengan
jantung berdegup ku menyaksikan kehancuran semesta yang poranda,
Ufffft
lebih baik tidur saja daripada menyaksikan film amatir ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar