Minggu, 10 April 2022

Malaikat Cintaku

 

Andai itu delima maka ia mulai memerah, sebentar lagi ranum,

Hmm yummy...

Seringai wajahku pun merana setiap kali mencermati ranum yang tak tergapai tanganku,

Di saat ku mulai menyadari rupa indah yang seakan menggoda lamunan panjangku,,

Angin menerjang pohon rindangnya dan menggugurkan delima yang menggantungkan asa,

Bukan hanya gugur namun terhempaskan hingga tak da lagi rona merah, layu,

 Seorang perempuan muda dengan gagah menghantam asaku,

Merengguk angan yang menangis juga hingga ku tersujud dalam munajat,

Lagi lagi jeritan hati menyiksa kasmir cintaku yang seakan lumpuh dalam pesona pria,

Namun kau perempuan muda, dengan kata agungmu ku terpana,

Meleburkan angan yang pernah terpatri seperti setangkai melati dalam pagar berantai,

Juga sama dengan lukisan yang sebentar lagi usai namun brush merajuk kemudian melengkung,

Kini jelas, lukisanku tak kan sempurna,

Dan akhirnya ku putuskan saja untuk mencabut pohon delima yang hampir rona,

Dan ku lelang saja kanvas putih yang telah sempat ku warna meski dengan tangis,

Goodbye my diamond, my gold, and my rose.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laki-laki baik

Mungkin catatan ini oleh sebagian orang akan dianggap tidak baik. Namun aku merasa perlu menuliskan untuk menjadi pengetahuan bahwa TRAUMA i...