Selasa, 08 Maret 2022

Munajat pernikahan

 Di tepi masa modern ku tatap tangis tanpa suara,

Meredam cemburu pada istri kedua,

Ku tahu itu menyesakkan perasaannya namun aku hanya menyaksikan tak mampu mengomentari hukum yang ditetapkan,

Di belahan bumi timur tengah seorang wanita seusia seorang ibu dengan dua anak ringkuh dalam munajat yang terjungkal dalam,

Semakin perih saat ku tahu bahwa tangisnya adalah penantian status sebagai istri kedua,

Dalam do’anya terrangkai bait kontrofersi bagi kebanyakan wanita “Allah relakanlah hatinya untuk menghadiahkanku sebagai istri kedua suaminya”,

 

Aku adalah pembaca yang tak sanggup melukiskan bebannya dalam benakku,

 

ANNISA,

Impianmu adalah menjadi istri tunggal yang teristimewa,

Namun jika kau merelakan suamimu merubah statusmu menjadi istri ke dua, ke tiga, atau bahkan ke empat, maka keridloan yang kau luahkan seluas cakrawala hati sucimu akan membimbingmu ke jalan terang surga Nya,

Dengan Kasih Sayang Nya Allah tak kan pernah biarkanmu luka dengan memberikan keistimewaan luar biasa,

Kau tak kan pernah menikah dengan lelaki yang tak adil terhadap hakmu karna itu ketentuan Tuhan Mu,

Dan keputusanmu adalah anugerah Tuhan Mu,

 

ANNISA,

Terimalah dengan suka hati mahar pemberian calon suamimu karna itu adalah kerelaannya,

Nikmatilah dalam bungkus syukur bersama suamimu sebagai balasan Rohimmu,

Melaluinya kau tempuh jalan surga beriring keridloan penciptamu,

Balutlah harimu dengan media mu’amalah pada Tuhanmu,

Karna surgamu ada dalam dekapan kasih suamimu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laki-laki baik

Mungkin catatan ini oleh sebagian orang akan dianggap tidak baik. Namun aku merasa perlu menuliskan untuk menjadi pengetahuan bahwa TRAUMA i...