Di tepi masa modern ku tatap tangis tanpa suara,
Meredam cemburu
pada istri kedua,
Ku tahu itu
menyesakkan perasaannya namun aku hanya menyaksikan tak mampu mengomentari
hukum yang ditetapkan,
Di belahan bumi
timur tengah seorang wanita seusia seorang ibu dengan dua anak ringkuh dalam
munajat yang terjungkal dalam,
Semakin perih saat
ku tahu bahwa tangisnya adalah penantian status sebagai istri kedua,
Dalam do’anya
terrangkai bait kontrofersi bagi kebanyakan wanita “Allah relakanlah hatinya
untuk menghadiahkanku sebagai istri kedua suaminya”,
Aku adalah pembaca
yang tak sanggup melukiskan bebannya dalam benakku,
ANNISA,
Impianmu adalah
menjadi istri tunggal yang teristimewa,
Namun jika kau
merelakan suamimu merubah statusmu menjadi istri ke dua, ke tiga, atau bahkan
ke empat, maka keridloan yang kau luahkan seluas cakrawala hati sucimu akan
membimbingmu ke jalan terang surga Nya,
Dengan Kasih Sayang
Nya Allah tak kan pernah biarkanmu luka dengan memberikan keistimewaan luar
biasa,
Kau tak kan pernah
menikah dengan lelaki yang tak adil terhadap hakmu karna itu ketentuan Tuhan
Mu,
Dan keputusanmu
adalah anugerah Tuhan Mu,
ANNISA,
Terimalah dengan
suka hati mahar pemberian calon suamimu karna itu adalah kerelaannya,
Nikmatilah dalam
bungkus syukur bersama suamimu sebagai balasan Rohimmu,
Melaluinya kau
tempuh jalan surga beriring keridloan penciptamu,
Balutlah harimu
dengan media mu’amalah pada Tuhanmu,
Karna surgamu ada
dalam dekapan kasih suamimu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar