Rabu, 20 November 2013

Ayah



Ayah,
Hampir ku tak pernah sebut namamu dalam tiap judul puisiku,
Selama ini,tak pernah juga aku berlama lama di dekatmu,

Tapi ayah,
Kau bungkus seorang diri segala luka dan kepedihan yang kau hadapi,
Dan aku hanya terus merasa senang karenamu tanpa tahu apa yang sedang menimpa hatimu,

Tapi ayah,
Sikap diam mu, sikap tenang mu, sikap bijak mu,
Membuat aku tak pernah takut melangkah,

Tapi Ayah,
Heningmu dalam keluh membuatku menangis,
Membuatku menyesal seakan kau katakan aku tak pernah menyayangimu,

Katakan ayah,
Kataka apa yang kau rasakan,
Katakan apa yang kau inginkan,
Agar aku tak menangis atas diam mu,

Ayah,
Dengarkan aku,
Aku menyayangimu,
Sama seperti aku meyangangi bunda,
Cinta terdalam dari hatiku,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesona Mu

  (“makanya, kok enak banget hidupmu”) Sebuah kata yang kala itu memercikkan ketegunan dalam fikiran sadarku, Saat dimana ku terlalu mel...