Simfoni
kehidupan terus ku jalani beriring kegaduhan dan kadang keheningan,
Sejalan
dengan itu semua yang ku lihat seperti selalu bicara padaku bagai komentator
hebat yang dengan renyah menyapa suasana hati dan fikiranku,
Senja
hari kala matahari lambaikan salamnya, Semesta alam memerah rona,
Seakan
terhenti seluruh hiruk pikuk hari terang, Terpesona pada satu bola cahaya,
Matahari
senja,
Tapi
keindahan itu benar benar hanya berlalu, Dan kau tahu,
Jiwaku
pilu seiring kepergian matahari itu,
Dan
di sela ketegunan malam bintang berpijar seakan menyapaku dengan ronanya yang
mempesona,
Kerlip
itu seakan merasuki aliran darahku,
Terus
merambah ke seluruh relung jiwaku, Seolah sejuk hatiku bagai tersirat aliran
dingin yang entah darimana datangnya,
(Hatiku)
berbinar membalas salamnya,
Oh
Allah Kuasa Mu terpancar melalui kerlip bintang yang menjelma indah bagai
permata,
Pesona
itu membuatku bagai setangkai mawar ungu yang melandai indah memanggil sang
bulan,
Kesempurnaan
bagiku karna keindahan ini adalah aku sebagai hamba Mu yang mampu bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar