Di waktu dulu tidak mengenal istilah bully/perundungan. Andai ada mungkin aku sudah keluar masuk kepolisian karna sering menjadi korban.
Gimana rasanya? masih sangat melekat sampai sekarang. Marah nggak sama pembulinya? marah kesal luar biasa tapi ya sudah lah. Karna aku yakin kejadian-kejadian itu akan menjadi pengalaman yang akan terus dibawa sampai akhir. Entah dengan penyesalan atau biasa saja, tapi hukum alam tetap bekerja.
Semakin beranjak usia aku merasa bahwa sendiri adalah posisi paling aman. Tidak tertuntut mengeluarkan energi untuk berbaur dimana aku harus banyak gerak dan berbicara, itu melelahkan bagiku.
Soal jumlah teman aku tidak punya banyak bahkan sepertinya bisa dihitung dengan jari. Tetapi sampai sekarang aku bisa berteman dengan siapa pun selama tidak saling merugikan. Kalau dirugikan tinggal abaikan😜 pernah ya? banget, dimusuhi teman juga iya. Ikhlas dengan prinsip selama bukan aku yang memulai.
Kebetulan juga dari kecil aku lebih sering berteman dengan laki-laki yang membuat aku tidak terlalu banyak berurusan dengan perasaan karna laki-laki lebih logis. Kalau iya berarti iya kalau tidak berarti tidak. Sesimpel itu.
Aku pernah merasakan betapa ribetnya berteman 😂 ketemu kesinggung, baper, marahan, dan lain sebagainya. Di fase tertentu aku pernah merasa resah dengan circle pertemanan yang besar. Akhirnya aku kembali pada mode awal yaitu sedikit teman tapi tenang.
Dan sejak dulu juga aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca, menulis, beraktifitas di tempat tinggal meski sekedar merapikan isi lemari.
begitulah ya intrivet itu😎 Luarnya tenang dalamnya gemuruh ramai riang gembira beradu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar