Teguhkan hatimu sayang😘
Kau tk hanya punya satu bintang💫
22Juni2020
Punya banyak cerita tapi bingung mana yang pengen diceritakan 😇
Beberapa hari lalu kebetulan ada keperluan bolak balik kabupaten untuk mengurus berkas untuk .... (Rahasia). Karna memang fisik ini modenya 'ringkih' jadi sepulang perjalanan kaki berasa cenat cenut tapi harus tetep menjalankan kewajiban untuk meneruskan kerja. Malamnya harus memperbaiki mesin air yang kebetulan rusak, bukan saya yang memperbaiki tapi saya turut serta membantu proses perbaikan dengan keadaan lelllaaaah dan kaki cenat cenut nggak bisa diabaikan. Besoknya ndilalah banyak kerjaan dan pulang menjelang senja daaan malam masih lanjut urusan mesin air dengan kaki yang hampir menyerah. Tapi harapan terang karna besoknya libur niat hati mau malas-malasan. Bangun tidur badan rungkad banget rasanya eh dapat telpon undangan Maulid Nabi dengan keadaan yang membuat saya merasa harus datang. Siang hari istirahat tanpa aktifitas berat karna badan rungkad dan malamnya tepat pukul 11.11 baru masuk rumah lagi.
Sampai rumah menggigil, badan panas maksimal-suhu sakit demam. Ya Allah menyerah. Tidur dengan keadaan nggak tenang dan gelisah karna badan rasa remuk dan suhu badan luar biasa. dan tahukah anda...di poin inilah saya mulai nelangsa😓
Anak saya harus mandiri, mandi, makan, main tanpa ditemani. Sedih melihatnya tapi emak benar-benar nggak punya daya untuk bangun. Emak tetap berusaha maksimal menemani anak mandi dan menyediakan makan dengan sempoyongan. Untung anak saya ini nrimoan (nggak suka komplain) dan mudah memahami keadaan emaknya. Sesekali memandangi emaknya dan bertanya 'Ibuk butuh obat kah?'. Dan dia siaga membantu keperluan-keperluan emaknya.
Hari kedua sakit, saya sama sekali nggak bisa berangkat kerja dan akhirnya memanggil bantuan (adek) untuk menemani di rumah karna merasa benar-benar perlu bantuan. Alasan utamanya kasihan anak yang semua serba sendiri bahkan tanpa ditemani. Tanpa drama, Alhamdulillah saya tangisi anak ini karna betapa pahamnya dia dengan keadaan ibuknya. Malam menjelang tidur anak bertanya 'Ibuk kalo nggak ke dokter berati g parah kan? Ibuk nggak parah kan? Ibuk menjawab semampunya karna lemes tiada daya 😉 Sambil memandang emaknya tanpa jeda lanjut bertanya 'Ibuk bisakah ibuk ini selamanya nggak meninggal?' percakapan berlanjut pada hal-hal takut kehilangan 😊Hal-hal seperti ini selalu dia uatarakan dlam keadaan emaknya sakit. Ibuk besok gimana kalo kerja emang ibuk tahan kah? Nanti ihsan bisa ae izin sendiri ke ibuk Ni... (Gurunya), nanti ihsan bilang yang sakit padahal bukan Ihsan tapi Ibuk jadinya nggak bisa antarin Ihsan sekolah. Dan benar dia proses izinnya sendiri.
Hal-hal seperti inilah yang membuatnya emak ini punya semangat memaksakan diri untuk selalu sehat. Pokoknya nggak ada motivasi yang lebih kuat dari motivasi yang datanng dari anak.
Hari ke tiga rasanya sudah bisa berangkat kerja. Ketika bersiap saya mengemas isi tas sambil ngunyah obat, eh ternyata anak memandang dari samping nggak kedip tiba-tiba ngucap 'Kasiannya ibukku tiap hari harus minum obat' 💖Bahasa haru saya ini selalu tangisan😭 Terlepas dari semua itu Alhamdulillah kebahagiaan kekuatan dan keyakinan datang dari segala sisi anak. Love love love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar