Catatan Rindu
Selasa, 12 Agustus 2025
Penikmat Mu
Senin, 11 Agustus 2025
Hamba Mu
Simfoni
kehidupan terus ku jalani beriring kegaduhan dan kadang keheningan,
Sejalan
dengan itu semua yang ku lihat seperti selalu bicara padaku bagai komentator
hebat yang dengan renyah menyapa suasana hati dan fikiranku,
Senja
hari kala matahari lambaikan salamnya, Semesta alam memerah rona,
Seakan
terhenti seluruh hiruk pikuk hari terang, Terpesona pada satu bola cahaya,
Matahari
senja,
Tapi
keindahan itu benar benar hanya berlalu, Dan kau tahu,
Jiwaku
pilu seiring kepergian matahari itu,
Dan
di sela ketegunan malam bintang berpijar seakan menyapaku dengan ronanya yang
mempesona,
Kerlip
itu seakan merasuki aliran darahku,
Terus
merambah ke seluruh relung jiwaku, Seolah sejuk hatiku bagai tersirat aliran
dingin yang entah darimana datangnya,
(Hatiku)
berbinar membalas salamnya,
Oh
Allah Kuasa Mu terpancar melalui kerlip bintang yang menjelma indah bagai
permata,
Pesona
itu membuatku bagai setangkai mawar ungu yang melandai indah memanggil sang
bulan,
Kesempurnaan
bagiku karna keindahan ini adalah aku sebagai hamba Mu yang mampu bersyukur.
Sabtu, 09 Agustus 2025
Munajat Malam
Saat suasana begitu hening,
Selirih apapun kita berbisik akan dapat didengar dengan begitu bening,
Begitulah
saat kita bermunajat pada Allah di tengah kesunyian malam yang membisu,
Di
tengah kesenyapan yang sarat akan rahmat Nya,
Tak
kan mungkin ada satu katapun yang tidak didengarkan Nya,
Bagai
sekuntum mawar di tengah ribuan bunga lainnya yang melambai di malam purnama,
Dengan begitu anggunnya menikmati lingkaran bulan purnama yang merona,
Jarak
kita pada Nya di kala munajat di tengah hening malam begitu dekat,
Sungguh saat itu adalah perjumpaan terindah dengan Nya,
Beriring tangis dan penghambaan yang sepenuh hati,
Mungkinkah Allah tidak mengabulkan keinginan kita?
Sabtu, 31 Mei 2025
Laki-laki baik
Suatu waktu aku ditanya penyebab perceraian, ketika aku baru menjawab satu kalimat dan orang tersebut spontan mengucap "suamiku lo juga gitu". Hati langsung berdegub sakit, dan ini menjadi mula aku tidak tertarik untuk menceritakan kisah perceraian lagi kecuali jika memang diperlukan.
Memang aku bercerai bukan karna perselingkuhan atau minum-minuman apalagi judi. Tetapi sejak hari perceraian itu menyebabkan aku merasa bahwa laki laki yang baik di dunia ini hanyalah bapak, mas, adek, dan anakku saja. Selainnya semua laki laki sama.
Untuk apa menikah jika semua harus sendiri bahkan hanya menambah beban. Tidak ada SALING akan menyebabkan lelah sendiri.
Sempat mendendam dan meyakini bahwa aku tidak akan butuh laki laki selain mereka. Sakitnya seperti apa? Q sendiri tidak bisa menggambarkannya.
Tidak bisa memahami rasa sakitku sendiri tetapi entah mengapa setiap do'a tentang lelaki selalu dikabulkan, sempat dipertemukan dengan berbagai macam laki laki seperti yang aku do'akan tetapi nyatanya aku belum siap untuk menjalin hubungan menuju pernikahan. Sehingga pada skhirnya semua berakhir tanpa makna. Dan di masa tertentu aku menyadari semua keinginanku hanyalah bentuk dendamku. Tuhan seperti ingin menunjukkan aku bisa mengabulkan semua keinginanmu, tapi apakah kamu siap? Dan Tuhanlah Yang Maha Tahu.
Ada satu keseriusan yang pernah diusahakan oleh seseorang tetapi nyatanya aku tanpa sadar meronta tidak menginginkan itu. Rasa ketakutan kekhawatiran begitu kuat menyerbu pikirang dan perasaan tentang andai-andai yang tidak baik dalam pernikahan.
Dalam kesadaranku yang penuh, melalui semua perjalanan do'a-do'aku aku menyesali sepenuhnya dan membuatku memutuskn untuk tidak lagi meminta apa pun perihal jodoh. Melepas semua keinginan-keinginan semu yang berdasar emosi masa lalu.
Hal ini benar benar meringankan beban hidupku, memperjelas tiap langkahku menyadarkan arah hidupku. Akhirnya aku menjalani kehidupan lebih lapang, ikhlas, nyaman, tanpa beban harapan dan keinginan yang berlebih.
Ada masa dimana aku mulai merasa sepi, perlu seseorang untuk bisa aku bercerita. Kesepian melanda tetapi ketakutan perihal jodoh masih ada. Dalam ragu aku mulai kembali meminta dan itupun melibatkan kata JIKA. Allah Maha Mendengar, Maha Tahu apa yang diinginkan dan diperlukan hambaNya.
Masih dalam ketakitan Allah hadirkan seseorang dengn cara yang baik. Meski aku belum bisa meraba akan seperti apa tapi setidaknya kali ini dimulai dengn niat baik dan cara yang baik sehingga jika berakhirpun insyaAllah akan diakhiri dengan baik.
Allah berkehendak lain, masih ingin menguji kesungguhanku, masih ingin menampakkan ketidak siapanku. Tapi kali ini aku ridlo dan siap dengan segala kemungkinannya. Dan benar sesuai kekhwatairanku di awal bahwa proses ini berakhir, tapi dengan baik.
Terimakasih Tuhan atas sepenggal perjalanan singkat ini, dengan ujian ini aku menyadari bahwa ADA laki-laki baik di dunia ini. Hanya saja bersatu dan tidaknya ketentuan Tuhanlah yang berperan. Inilah awal mula aku kembali bisa menerima bahwa tidak semua laki-laki sama. Alhamdulillah
Perjalalanan hidup ini semua mengandung hikmah. Dengan kesadaran dan keikhlasan lah kita akan dapat dengan mudah melihat semua.
Kamis, 22 Mei 2025
Anak dalam sedihku
Ada kalanya aku menangis tak tertahankan walau seberapa kuat menghentilan. soal perjalanan hidup anak yang sampai saat ini kami pastikan baik-baik saja.
Banyak hal yang mungkin seharusnya tidak dia alami di usia ini, tetapi sebenarnya ibu meyakini bahwa di luar sana masih banyak yang lebih menyedihkan. Inilah salah satu alasan yang menguatkan Ibu untuk selalu sabar dan menerima.
Terpisah sama ayah sebab perceraian, hal yang tiada satu pun menginginkan. Bahkan merupakan keputusan yang sangat sulit dan rumit. Tidak memiliki figur ayah walau seluruh perannya tergantikan oleh ibu. Aku sebagai ibu selalu memiliki rasa bersalah yang sangat besar dalam hal ini.
Saat catatan ini ditulis air mata sedang tak dapat dihentikan, entah kenapa tiba-tiba rasa bersalah dan sedih muncul begitu kuat hingga tidak terkendalikan. Dan terjadi di depan anak. Kemudian anak bertanya;
A "Ibuk kenapa nangis ya?
I Nggak papa Ihsan.
A Sesuatu yang anak kecil nggak boleh tahu ya ibuk?
I Bukan juga.
A Kenapa ibuk masih rahasia? Kaish tahu lah ibu kan Ihsan anak Ibuk harusnya nggak rahasia lah. Rahasia Ihsan aja ibuk boleh tahu masa ihsan nggak.
I Ihsan emang paham kalau ibuk kasih tau?
A Pahaaaam
I Nggakpapa Ibuk cuma sedih aja ingat ihsan.
A Emang kenapa orang Ihsan nggak kenapa-napa kok.
I Ya sedih tiba-tiba kepikir Ihsan nggak ada ayah.
A Ihsan aja nggak suka ayah kok ibu (Astaghfirullah).
I Ibuk nggak menyuruh begitu loh ya.
A Iya ibuk tapi Ihsan memang nggak pikirkan ayah.
I Ibuk pengen ihsan hidupnya mudah selamanya, tiap masalah dapat solusi menenangkan, ibuk takut
kalau ihsan nggak sama ibuk lagi.
A Ya elah nggak akan lah, ihsan selamanya akan sama ibuk, mana mungkin ihsan nggak sama ibuk. (Keduanya diam sejenak). Sudah lah Ibuk kenapa pikirin itu, Ihsan hampir nangis na jadinya. (Ketawa ngakak berdua)
Pedihnya bukan masa lalu, tetapi masa yang dihadapi dan yang akan datang. Sebenarnya dengan penuh aku menyadari bahwa ini hanyalah sebuah kegundahan manusia terhadap hal yang belum pasti. Tapi inilah hatiku sebagai seorang ibu.
Ya Allah jika pun suatu saat jodohku Kau pertemukan maka semoga Ihsan akan dalam keadaan disayang oleh ayah sambungnya. Amiin
Penikmat Mu
Tanpa kepayahan aku adalah penikmat sejati kehidupan ini, Tanpa harus berkelaskan VIP atau bahkan VVIP semua bisa ku rekam dengan sempurna m...

-
Ada hal yang begitu sesak tak mampu ku ungkap Ada ganjalan hati yang terlalu beku untuk ku urai Ada genangan dalam cawan menyedihkan yang ta...
-
Awan yang rinai menghela rindu panjang tengadah di tengah terik awan, Rupa rupa bintang mengintip cinta di hati sang pujaan, Terus ber...